A. MEMILIH BAHAN PAKAN
1. Penggolongan Bahan Pakan
Pakan dapat dikatakan berkulaitas baik, jika mampu memberikan seluruh kebutuhan nutrisi secara cepat, baik jenis, jumlah maupun imbangannya yang tepat. Pakan yang demikian hanya dapat dibuat dengan menggunakan bahan-bahan pakan yang berkualitas.
Bahan pakan konsentrat dapat digolongkan berdasarkan asalnya, bentuknya, dan kandungan nutrisinya.
a. Berdasarkan Asal
Berdasarkan asalnya bahan pakan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
1. Bahan pakan berasal dari hewan (bahan pakan hewani)
Contohnya : tepung daging, tepung ikan dan tepung kerang
2. Bahan pakan yang berasal dari tumbuhan atau disebut dengan bahan pakan nabati
Contohnya : dedak padi, ampas singkong, bungkil kedelai, dedak gandum.
b. Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya bahan pakan dapat dibedakan menjadi 4(empat macam, yaitu :
1. Berbentuk butiran, contohnya jagung,kedelai
Kedelai Jagung Pipil
2. Berbentuk bongkahan/serpihan, contohnya bungkil kedelai, bungkil kacang tanah dan ampas singkong
3. Berbentuk tepung, contohnya tepung ikan, tepung daging, tepung gaplek, dedak padi
4. Berbentuk cair, contohnya tetes tebu, minyak
c. Berdasarkan kandungan nutrisi
Berdasarkan kandungan nutrisinya bahan pakan dapat digolongkan menjadi beberapa macam, yaitu :
1. Bahan Pakan Sumber Energi
Bahan pakan ini digunakan dalam pembuatan pakan dengan tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan energi. Beberapa bahan pakan yang biasa digunakan dalam pembuatan pakan ayam pedaging dan dikenal sebagai sumber energi antara lain jagung kuning, dedak padi, tepung ubi kayu, pollard, minyak nabati dan lemak hewan.
2. Bahan Pakan Sumber Protein
Penggunaan bahan baku kelompok ini terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan protein. Beberapa jenis bahan baku pakan yang sering digunakan dalam pembuatan pakan ayam pedaging dan dikenal sebagai sumber protein antara lain bungkil kacang kedelai, bungkil kacang tanah, bungkil kelapa, ampas kecap, tepung ikan.
3. Bahan Pakan Sumber Mineral
Beberapa jenis bahan baku yang biasa digunakan dalam pembuatan pakan ayam pedaging dan berfungsi sebagai sumber mineral antara lain tepung kulit kerang, tepung tulang, kapur dan garam dapur.
4. Bahan Pakan Sumber Vitamin
Bahan pakan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan vitamin, contohnya sayur-sayuran atau hijauan.
2. Syarat Bahan Pakan
Bahan pakan yang biasa digunakan untuk membuat pakan kebanyakan berasal dari hasil pertanian, hasil samping dan limbah industri pertanian. Ada juga yang berasal dari hasil samping dan limbah produk hewani dan perikanan. Bahan pakan tersebut tidak serta merta dapat digunakan dalam pembuatan pakan. Agar pakan yang dihasilkan sesuai yang diharapkan, maka perlu mempertimbangkan beberapa syarat, antara lain :
a. Mudah diperoleh
Sedapat mungkin bahan pakan yang akan digunakan merupakan jenis-jenis bahan pakan yang mudah diperoleh dan tersedia dilingkungan sekitar. Dengan memanfaatkan bahan pakan yang tersedia di lingkungan sekitar maka akan mempermudah dalam pengadaannya serta dapat diharapkan diperoleh bahan pakan yang relative lebih mudah/ekonomis
b. Tidak bersaing dengan kebutuhan pangan manusia
Persyaratan ini ditujukan agar tidak terjadi tarik menarik kepentingan antara kebutuhan pangan manusia dengan pakan ternak. Contohnya singkong dan produknya, sampai saat ini biasa dikonsumsi manusia, sementara itu singkong juga sangat baik untuk pakan ternak. Dengan alasan ekonomis penggunaan singkong untuk pakan ternak perlu dipertimbangkan, atau strategi pemanfaatannya adalah hanya memanfaatkan limbah industry pati singkong (onggok) dan kulitnya.
c. Tersedia secara kontinyu dalam jumlah memadai
Ketersediaan yang selalu terjamin dalam jumlah yang memadai akan memberikan kepastian bahwa kualitas pakan akan tetap terjamin dengan bahan baku yang tersedia tanpa harus mengubah-ubah formula yang sudah ada, karena jika sering mengubah formul akan menyebabkan ternak harus menyesuaikan diri terlebih dahulu dengan jenis atau pakan yang baru.
d. Harga relative murah
Atas dasar pertimbangan efisiensi, maka penggunaan bahan pakan perlu mempertimbangkan harga bahan pakan tersebut. Harga pakan biasanya terkait dengan kandungan nutrisinya. Semakin tinggi kandungan nutrisi bahan pakan biasanya semakin tinggi pula harganya.
e. Kualitas bahan pakan
Kualitas bahan pakan merupakan aspek yang sangat penting dalam pembuatan pakan. Pemilihan bahan pakan yang berkualitas dapat dilakukan secara fisik maupun kimiawi. Pemilihan bahan pakan secara fisik disebut dengan pemilihan bahan pakan secara organoleptik, baik secara makroskopis maupun mikroskopis. Pemilihan bahan pakan secara fisik tersebut meliputi bentuk dan ukuran, warna, bau, rasa dan tingkat kontaminasinya, seperti tercampur bahan lain atau sampah, banyak kutu, berjamur dan lain sebagainya.
f. Bentuk dan ukuran
Bentuk dan ukuran bahan pakan akan membawa konsekuensi pada prosespembuatan pakan, volume dan harga bahan pakan tersebut. Dalam proses pembuatan pakan salah satunya adalah penggilingan bahan pakan. Semakin besar bentuk dan ukuran bahan pakan maka semakin lama proses pengggilingn bahan pakan dan semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk proses tersebut.
g. Warna
Beberapa jenis bahan pakan memiliki kekhasan alami dalam hal warna. Jika bahan pakan tersebut tercampur dengan bahan lain maka warnanya akan berubah sesuai dengan tingkat kontaminasi dari bahan lain tersebut. Demikian juga apabila bahan pakan tersebut sudah terlalu lama disimpan maka warna akan berubah dan tidak segar lagi jika dibandingkan bahan pakan yang masih baru
h. Bau
Setiap jenis bahan pakan memiliki bau yang spesifik, jika suatu bahan pakan dicampur dengan bahan pakan lain maka baunya sudah tidak spesifik lagi, contohnya tepung ikan, bau khasnya adalah amis, jika terkontaminasi dengan bahan lain maka bau amis tersebut akan berkurang. Bau berkaitan dengan kualitas. Bahan pakan yang sudah rusak, baunya tidak spesifik seperti bahan pakan yang masih segar.
i. Rasa
Bahan pakan memiliki rasa yang spesifik. Jika bahan pakan tersebut terkontaminasi dengan bahan lain atau bahan pakan tersebut sudah rusak maka rasanya akan berubah atau tidak sama dengan bahan pakan yang asli maupun bahan pakan yang masih segar.
j. Tidak tercampur dengan bahan lain
Sering terjadi bahan pakan yang diperjualbelikan di pasaran tercampur dengan bahan atau benda lain seperti tali plastik, batu-batu kecil dan sampah lainnya. Jika tercampur dengan sampah maka akan mempengaruhi kualitas pakan yang akan dibuat, bahkan dapat mengganggu prosoe pencernaaan pada ternak yang mengkonsumsinya.
k. Palatabilitas
Palatabilitas merupakan sifat performansi bahan pakan sebagai akibat dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan pakan yang dicerminkan oleh organoleptiknya seperti kenampakan, bau, rasa (hambar, asin, manis, pahit), tekstur dan temperaturnya. Hal inilah yang menumbuhkan daya tarik dan merangsang ternak untuk mengkonsumsinya.
l. Tidak berkutu
Sering dijumpai bahan pakan banyak mengandung kutu. Jika bahan pakan sudah lama disimpan maka kutu sudah berkembangbiak, akibatnya akan mengurangi kualitas. Bahan pakan sudah keropos dan kandungan gizinya sudah berkurang.
m. Tidak berjamur
Bahan pakan yang kadar airnya tinggi tidak tahan lama untuk disimpan dan mudah rusak karena tumbuh jamur. Jamur tersebut disamping merusak bahan pakan juga dapat mengganggu kesehatan ternak yang mengkonsumsinya. Agar bahan pakan tidak mudah rusak dan berjamur maka kadar airnya harus rendah. Biasanya berkisar antara 12 – 14 %.